MAHABBAH KEPADA SEORANG GURU
Allah swt berfirman:
} ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻟِﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ
ﻳَﺮْﺟُﻮ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَ ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ { ] ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ:
[21
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” QS. Al Ahzab: 21.
Seringkali kita dengar dari segelintir orang berkata:JANGANLAH KALIAN BERGURU PADA SATU GURU TAPI BELAJARH KEPADA BANYAK GURU.
Dan walhasil perkataan ini akan menjurus kepada ucapan SALAFI WAHABI yaitu jangan TAQLID BUTA.subhanallah,jangan sampai mensalah artikan ucapan ini karna segala sesuatu akan kamu pertanggung jawabkan kelak di akhirat nanti kawan.
Belajar pada seorang guru yang kita yaqini keistiqomahannya itu lebih afdhol dari kita belajar kepada buku ataupun dari seorang guru yang Keluar dari aqidah ahlu sunnah.daN jangan sekali-kali anda menyamakan kecintaan murid kepada gurunya anda katakan FANATIK BUTA atau TAQLID BUTA,karena aqidah ahlu sunnah menghalalkan taqlid kepada seorang guru yang diyakini keistiqomahannnya dan ini jelaz bukanlah Taqlid buta karena perilaku ini adalah MAHABBAH yang sudah dilakukan oleh para ulama sebagaimana kecintaannya syekh ali baros kepada habib umar al-attos shohibur rotib dan sebagaimana kecintaannya Allahu yarham habibana mundzir al-musawwa terhadap sang guru mulia habib umar bin salim bin hafidh shohibul maulid dan perilaku ini wajib ditiru bagi para muhibbin sejati seperti kita.
Berhati-hatilah dari perkataan orang yang mendahulukan hawa nafsunya dRipadA ilmunyA,dan jangan sampai kecintaan kita terhadap habibana mundzir al-musawwa luntur karena perkataan-perkataan yang tidak jelas sumbernya dan ingatlah sabda nabi muhammad saw ini:
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻗَﺎﻝَ ﺟَﺎﺀَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺘَﻰ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ
ﻗَﺎﻝَ » ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻋْﺪَﺩْﺕَ ﻟِﻠﺴَّﺎﻋَﺔِ .« ﻗَﺎﻝَ ﺣُﺐَّ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ
ﻗَﺎﻝَ » ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣَﻊَ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖَ .« ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَﺲٌ ﻓَﻤَﺎ ﻓَﺮِﺣْﻨَﺎ ﺑَﻌْﺪَ
ﺍﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻓَﺮَﺣًﺎ ﺃَﺷَﺪَّ ﻣِﻦْ ﻗَﻮْﻝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ- » ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣَﻊَ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖَ .« ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَﺲٌ ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺃُﺣِﺐُّ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻭَﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ﻓَﺄَﺭْﺟُﻮ ﺃَﻥْ ﺃَﻛُﻮﻥَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ
ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﺃَﻋْﻤَﻞْ ﺑِﺄَﻋْﻤَﺎﻟِﻬِﻢْ .
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
bercerita: “Pernah seorang lelaki datang
menenmui Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, lalu dia bertanya: “Wahai
Rasulullah, kapan hari kiamat?”, beliau
bersabda: “Apa yang kamu telah siapkan untuk
hari kiamat”, orang tersebut menjawab:
“Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”,
beliau bersabda: “Sesungguhnya kamu
bersama yang engkau cintai” , Anas berkata:
“Kami tidak pernah gembira setelah masuk
Islam lebih gembira disebabkan sabda nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
“Sesungguhnya kamu bersama yang engkau
cintai, maka aku mencintai Allah, Rasul-Nya,
Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku
bersama mereka meskipun aku tidak beramal
seperti amalan mereka.” (HR. Muslim)
Di Akhirat kelak kita akan dikumpulkan
bersama orang – orang yang kita cintai. Itulah
salah satu peringatan yang mengabarkan
kepada kita akan pentingnya untuk berhati –
hati menjatuhkan cinta kita. Sungguh, siapa
yang kita cintai di dunia yang sebetar ini akan
menentukan dengan siapa kita dikumpulkan di
akhirat yang kekal kelak. Sungguh miris
melihat keadaan saat ini, banyak orang yang
sudah lupa akan kewajibannya untuk
membalas cinta dari Seorang yang paling
mencintainya melebihi semua orang di dunia
ini,
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar