Rabu, 24 Juli 2013

BIDHAH & WAHABI (ummati press)Bag II

- Memberi titik-titik dan syakal pada tulisan Al
Qur’an. Sebagaimana dimaklumi Al Qur’an
pada masa Nabi saw tidak ada titik dan
syakalnya . Dengan diberinya titik dan syakal
maka sekarang kita bisa membacanya dengan
mudah. Coba bayangkan seandainya tidak
diberi syakal dan titik, pastilah akan repot dan
bahkan sulit membaca Al Qur’an. Berkat
pelaksanaan bid’ah hasnah maka sekarang
membaca Al Qur’an bisa menjadi lebih mudah.
- Membuat istilah-istilah hadits shohih, hadits
hasan, hadits dloif dsb. Pada masa Nabi ini
juga tidak ada, tetapi berkat pelaksanaan bid’ah
hasanah maka kita bisa mengenali macam-
macam hadits. Tentunya para ulama dalam
membuat istilah-istilah tsb diniatkan ibadah,
bahkan Imam Bukhori selalu sholat dua rokaat
setiap akan menulis hadits. Ini tidak ada
contohnya dari Nabi saw.
- Mengajar/belajar agama di Madrasah-
madrasah secara klasikal (ber-kelas-kelas)
dan bertingkat-tingkat dari dasar, menengah
sampai universitas. Ibadah menuntut ilmu
semacam ini tidak ada di zaman Nabi dan
Sahabat.
- Peringatan Maulid Nabi saw dalam segala
bentuk yang tidak bertentangan dengan garis-
garis syari’ah Islam, ini juga bid’ah hasanah .
Demikianlah penjelasan dari kami sejak awal
tulisan hingga akhir semoga bermanfaat dan
kami akhiri dengan do’a semoga kita semua
dijauhkan Allah dari kesesatan paham kaum
wahhabi ini sampai akhir hayat nanti….
Sedangkan bagi kaum Wahabi betapa
pentingnya bagi kalian segera menyadari
kesalahan-kesalahan anda dalam memahami
bid’ah. Karena akibat kesalahan dalam
memahami bid’ah bisa menyebabkan
tersebarnya fitnah terhadap ajaran Islam dan
para Ulama juga kaum muslimin. Semoga
Allah menurunkan hidayah-NYA kepada kita
semua…. Aamiin Allaahumma Aamiin.
Wa Shallallahu ala Sayyidina Muhammad wa
alihi wa ashabihi ajma’iin,
Walhamdulillaahirobbil’aalamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar