Selasa, 20 Agustus 2013

IMAM GHOZALI rahasia kematian

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri ..
Aku tersesat dalam kelalaian,
sedang kematian menuju ke arahku…
kian lama kian dekat...
Jika aku tidak mati hari ini,
suatu hari kelak aku pasti mati…
Aku manjakan tubuhku dengan pakaian2 halus
dan mewah....
Padahal tubuhku akan membusuk dan hancur
dalam kubur
Aku bayangkan tubuhku berangsur-angsur akan
hilang..
Sedikit demi sedikit berkurang hingga tinggallah
kerangka, tanpa kulit tanpa daging..
Aku melihat umurku kian habis... Namun
keinginan2ku belum juga terpuaskan…
Perjalanan panjang terbentang dihadapanku....
Sedangkan aku tidak memiliki bekal untuk
menempuh jalan itu....
Aku mendurhakai Tuhanku dan melanggar
perintah2-Nya dengan terang2an...
Padahal Dia mengawasiku setiap saat…
Aku menuruti hatiku dalam perbuatan2 yang
memalukan…
Apapun yang telah terjadi tak dapat
dihapuskan… Dan sang waktu, bila telah
berlalu tidak dapat ditarik kembali..
Wahai Allah al-Alim..,
aku berdosa secara rahasia..
Tidak pernah orang lain mengetahui dosa2ku
yang mengerikan…
Tapi esok, rahasia dosa2ku akan
ditampakkan...
Dan diperlihatkan kepada Tuhanku....
Aku berdosa kepada-Nya.....
Walaupun hati merasa takut..
Aku sangat percaya Ampunan-Nya yang tak
terbatas....
Aku berdosa dan tak tahan menanggung
maluTetapi aku bergantung kepada ampunanNya
yang tak terbatas...
Seandainya tidak ada azab setelah kematian…
Tiada janji akan surga, tiada ancaman akan
neraka.... Kematian dan kebusukan tubuhku
cukuplah sebagai peringatan…
Tak diragukan lagi, aku adalah yang terburuk
diantara semua Hamba2Nya.....
Belas kasihanilah aku dalam kegelapan
kesendirian dalam kubur..Ketika aku
ditinggalkan oleh segalanya….
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Kematian merupakan suatu proses yang pasti
akan dilalui setiap makhluk hidup. Tapi kapan
kematian itu akan dilalui, hanya ALLAH SWT
saja yang maha mengetahuinya. Yang jelas,
kematian yang dirasakan seseorang tidak sama
dengan orang lain. Waktu dan penyebabnya
sangat beragam, apalagi keadaan manusia
setelah kematian juga bermacam-macam.
Begitulah ALLAH SWT berkehendak. Semua
yang menimpa manusia di saat-saat kematian,
sangat tergantung dari bagaimana manusia
tatkala menjalani kehidupannya di dunia.
Bagi orang yang mengalami sakaratul maut,
sebelum ruhnya sampai di tenggorokan, ALLAH
SWT berkenan membukakan baginya alam
malakut (alamnya para malaikat). Jika
seandainya lidah orang yang sedang sakaratul
maut mampu berucap, niscaya ia akan berbicara
tentang keberadaan para malaikat. Tetapi
kebanyakan keinginan bicara dari apa yg
dilihatnya pada saat itu, hanya ia simpan dalam
dirinya sendiri. Lidah terasa kaku sehingga
terasa sulit untuk mengucapkannya.
Malaikat tersebut menarik ruh dari ruas dan
ujung jari sehingga ruh akan telepas dari jasad
laksana hilangnya kotoran mata karena sentuhan
air. Orang yang durhaka, ruhnya akan terlepas
laksana panggangan yang ditarik dari benang
wol yang basah. Orang tersebut menyangka kalu
perutnya penuh dengan duri, seakan-akan
jiwanya dikeluarkan lubang jarum, sehingga
terasa sesak dan seakan-akan langit bersatu
dengan bumi sedangkan ia berada di antara
keduanya.
Nabi Muhammad saw., pernah bersabda,
Sungguh sakaratul maut itu lebih dahsyat dari
tebasan 300 pedang.
Maka ketika sedang terjadi proses sakaratul
maut, keringat bercucuran membasahi tubuh,
matanya mendelik, puncak hidungnya terasa
memanjang, tulang-tulang iganya terangkat,
jasadnya menegang dan warna kulitnya
menguning.
Pernah ketika istri Rasulullah saw., Aisyah
memeriksa Rasulullah di saat sakaratnya,
sedangkan Nabi pada saat itu sedang berbaring
di kamarnya. Berlinang airmata Aisya sambil
berkata, “Diriku tebusan sesuatu yang
menyedihkanmu dari ketakutan dan kesakitan.
Engkau tidak pernah tersentuh jin sebelum
inidan tidak ada rasa takut di wajahmu.
Mengapa kini aku melihat sesuatu seperti
celupan yang terendam. Jika orang mati
memancarkan cahaya, maka cahaya-cahaya
wajahmu kini pun telah memancar.”
Jika ruh seseorang sudah sampai ke hati, lidah
orang tesebut akan terkunci, tidak dapat
berbicara dan ia tidak dapat berucap ketika
ruhnya telah terkumpul di dadanya. Sungguh
keadaan yang tidak akan bisa dirasakan
sebelum menjalaninya sendiri. Mengapa hal ini
bisa terjadi?
Hal ini bisa terjadi karena dua hal. Pertama ,
kejadian ini merupakan kejadian yang sangat
besar sehingga dadanya telah sempit sebab ruh
terkumpul di situ. Kedua, karena rahasia yang
terkandung di dalam gerakan suara yang keluar
dari lisan berasal dari hawa panas tubuh.
Namun ketika hawa panas dalam tubuh
menghilang, maka ia tidak dapat berbicara lagi.
Keadaan tubuh pada saat sakaratul maut hanya
akan mengalami dua keadaan, yaitu menegang
dan keadaan dingin, karena ia telah kehilangan
hawa panas tubuh. Pada akhirnya, keadaan
pada sat itulah yang menyebabkan mengapa
keadaan orang yg meninggal berbeda-beda.
Ketika meninggal, keadaan yang dialami
manusia sangat beragam. Ada yang meninggal
dalam keadaan tersenyum, terasa cepat tanpa
menimbulkan rasa sakit. Terkadang ada pula
yang meninggal dalam keadaan yang
menyedihkan, sehingga membuat orang yg
melihatnya merasa iba dan ketakutan. Sulit atau
mudahnya ruh keluar dari jasad, tergantung dari
amal yang dilakukan manusia ketika hidup di
dunia.
Apabila orang yang mati sedang air ludahnya
terus mengalir, mengerut dua bibirnya,
menghitam wajahnya dan menguning dua
matanya, maka itulah tanda-tanda bahwa ia
orang yang sengsara, karena pada saat itu
terlihat baginya hakikat kesengsaraan di akhirat
nanti. Namun bila si mayit mengering mulutnya
dan seakan-akan dia sedang tertawa, wajahnya
berseri, matanya terkatup, maka tanda-tanda
bahwa ia orang yang akan mendapatkan
kesenangan di akhirat, karena pada saat itu ia
telah melihat hakikat kemuliaan dirinya.
Para ahli ilmu kalam berpendapat bahwa hidup
itu bukanlah ruh. Artinya, hidup itu gabungan
antara jasad dan ruh. Jika ruh yang sedang
dicabut sampai di tenggorokan, maka pada saat
itulah akan muncul godaan dari iblis. Pada saat
itu iblis mengutus pembantunya menggoda
manusia yang sedang sakaratul maut. Mereka
datang dengan rupa orang-orang yang dicintai
yang biasa menasehatinya di dunia, seperti rupa
ayahnya, ibunya, saudaranya maupun teman
karibnya.
Saat itu iblis menyebut aqidah semua agama.
Ketika itu, ALLAH SWT hanya akan
menyimpangkan hati seseorang yang
diinginkannya. Tetapi jika ALLAH SWT
menginginkan si hamba mendapat hidayah dan
ketetapan hati, maka pada saat manusia
menjalani sakaratul maut, ALLAH SWT akan
mengutus padanya malaikat Jibril untuk
mengusir iblis darinya dan menjaganya dari
aqidah yang rusak serta mendampinginya untuk
kemudian bisa wafat dalam keadaan fitrah
Islam.
Ketika ruh sudah di ambang pintu keluar dari
jasad, semua panca indera manusia tidak akan
dapat berfungsi lagi, kecuali indera pendengaran.
Ketika ruh terlepas dari hati, ia akan merusak
pandangan mata. Sedangkan pendengarannya
belum hilang hingga ruh terlepas dari jasad.
Karena itu Rasulullah saw. bersabda,
"Talkinkan lah orang yang akan mati dari kalian
dengan dua kalimat syahadat, yaitu tiada Tuhan
selain ALLAH dan Muhammad adalah utusan
ALLAH.
Anjuran untuk men-talkin-kan pada saat
sakaratul maut (membantu mengarahkan
menyebut dua kalimat syahadat) sangat
membantu si mayit dalam sakaratnya. Meskipun
semua panca inderanya sudah tidak dapat
berfungsi lagi, tetapi pendengarannya masih
berfungsi, sehingga ia akan dapat mendengar
suara orang-orang yang berada di sekelilingnya.
Dengan bantuan talkin tersebut, bisa saja si
mayit akan selalu teringat kepada ALLAH SWT,
sehingga ia menolak semua ajakan iblis yang
mencoba untuk menjerumuskannya pada saat
sakaratul maut. Tetapi hanya ALLAH SWT
saja yang Maha Mengetahui dan Maha
Berkehendak tentang keadaan manusia ketika
sekaratnya.
Begitulah hakikat dari kematian yang akan
menimpa setiap makhluk ciptaan ALLAH SWT.
Begitu dahsyatnya kematian itu terjadi, sehingga
mau tidak mau kita harus selalu mendekatkan
diri kepada ALLAH SWT serta memperbanyak
amal kebaikan.
Kematian adalah peringatan ALLAH SWT
kepada makhluk-NYA agar selalu dapat
mengambil pelajaran darinya. Hanya kepada
ALLAH lah kita menyembah dan hanya kepada
ALLAH pula lah kita memohon pertolongan.
Semoga ALLAH SWT berkenan memudahkan
kematian kita dan mengaruniakan kepada kita
khusnul khotimah, amin.
Sumber : Mengungkap Rahasia Hari Kemudian
(Imam al-Ghazali)
“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang
kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu
menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya)
pada kalian, niscaya kalian akan melupakan
jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri
kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar
Al-Hasan).
Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :
1. Kematian bersifat memaksa dan siap
menghampiri manusia walaupun kita berusaha
menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di
rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar
(juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan ALLAH
(berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada
dalam dadamu dan untuk membersihkan apa
yang ada dalam hatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar