Jumat, 08 November 2013

Adab bersahabat IV

Waspadalah
terhadap mereka. Karena kedengkian, mereka
memang sedang menantikanmu terjatuh dalam
keraguan, lalu mematahkanmu dengan
prasangka, mata mereka menguntitmu dari
belakang, mereka terus mengingat kesalahanmu
saat bergaul dengan mereka sehingga hal itu
bisa menjadi senjata untuk menghadapimu
ketika mereka marah dan berdebat kusir.
Mereka tak akan memaafkan dan mengampuni
kesalahanmu itu, serta tidak pula menutupi
aibmu. Mereka selalu membuat perhitungan
denganmu, dengki baik pada yang sedikit
maupun yang banyak, serta terus
menghasungmu untuk mencela dan membenci te­
man dan saudara. Jika senang, mereka akan
bertutur kata manis. Sebaliknya, jika marah
dalam hati mereka terpendam murka. Dari luar
yang tampak pakaiannya, sementara dari
dalam mereka layaknya serigala. Inilah yang
terjadi pada sebagian besar mereka, kecuali
orang-orang yang dilindungi Allah Swt.
Bergaul dengan mereka hanya membawa
kerugian dan berteman dengan mereka hanya
membawa penyesalan.
Itu sikap mereka yang menunjukkan
persahabatan denganmu. Lalu bagaimana
dengan mereka yang jelas-jelas memusuhimu?
Al-Qadhi Ibn Ma'ruf rahimahullah Ta'ala.
berkata:
Berhati-hatilah terhadap musuhmu sekali
namun berhati-hatilah terhadap temanmu
seribu kali
Bisa jadi temanmu itu berubah
dan dikenal paling berbahaya
Makna yang sama juga terdapat dalam syair
berikut:
Musuhmu lebih bermanfaat daripada
sahabatmu
Maka itu, jangan engkau memperbanyak
sahabat
Sungguh kebanyakan penyakit yang kau lihat
berasal dari makanan atau minuman
Berusahalah engkau menjadi seperti yang
dikatakan oleh Hilal bin al-Ala' ar-Raqi:
Ketika aku memberi maaf dan tidak dengki
pada seseorang
Aku istirahatkan diriku dari risaunya
permusuhan
Aku hormati musuhku manakala melihatnya
guna menghilanghan keburukanku dengan
penghormatan
Aku tampakkan keceriaan pada orang yang
kumurka
Seakan-akan ia telah membuat hatiku
bahagia
Aku tak selamat dari orang yang tak kukenal
maka bagaimana aku bisa selamat dari
orang yang kucinta
Manusia adalah penyakit dan obatnya adalah
meninggalkan mereka
tapi memusuhi mereka berarti memutuskan
hubungan saudara
Berdamailah dengan mereka agar engkau
selamat dari musibahnya
dan usahakan selalu untuk mendapatkan
cinta
Bergaullah dengan manusia dan sabarlah
dalam menghadapi mereka
Hendaknya engkau tuli, bisu, dan buta, serta
warak
Demikian pula hendaklah engkau seperti yang
disebutkan oleh Para ahli hikmat: Hadapilah
teman yang dan musuhmu dengan wajah rida,
tidak bersikap hina, dan tidak pula takut pada
mereka. Sebaliknya engkau harus berwibawa,
tapi tidak sombong dan harus bersikap
tawadu. Jadi, pada semua persoalan, engkau
harus bersikap pertengahan. Sebab, semua
yang ekstrem akan tercela, sebagaimana
disebutkan:
Engkau harus bersikap pertengahan karena
ia
merupakan cara yang tepat menuju jalan
yang benar
Jangan engkau teledor atau keterlaluan di
dalamnya
karena masing-masing sikap itu adalah
tercela
Jangan engkau melihat ke arah samping,
jangan banyak menoleh ke belakang, serta
jangan memperhatikan kelompok-kelompok
orang. Apabila engkau duduk, maka duduklah
dengan tidak tergesa-gesa. Hindarilah mema­
sukkan jari-jarimu ke dalam jari-jari yang lain,
memainkan janggut atau memainkan cincinmu,
membersihkan gigi, memasukkan jari ke
hidung, banyak meludah, mengusir lalat dari
wajah, serta hilir-mudik di depan orang-orang
dan di dalam salat.
Duduklah dengan tenang. Aturlah bicaramu dan
dengarkan ucapan yang baik yang datang dari
orang lain dengan tidak keterlaluan dalam
menunjukkan kekaguman. Jangan memintanya
untuk mengulang. Berpalinglah dari
pembicaraan yang membuat tawa dan yang
berupa kisah. Jangan engkau beritakan
kekagumanmu tentang anakmu. Juga, jangan
kau sampaikan syair, pembicaraan, tulisan,
serta semua yang khusus untukmu. Jangan
berhias seperti wanita. Jangan merendahkan
diri seperti seorang budak. Jangan terlalu
banyak bercelak dan dipoles. Jangan memaksa
ketika butuh dan jangan menghasung orang lain
untuk berbuat lalim.
Jangan engkau memberitahukan jumlah harta
kekayaanmu kepada salah seorang keluargamu,
kepada anakmu, apalagi kepada orang lain.
Karena, jika mereka melihatnya sedikit, engkau
akan hina di mata mereka dan jika banyak,
mereka tak akan senang kepadamu. Hindari
mereka tapi tidak dengan sikap keras.
Lembutlah pada mereka tapi tidak dengan sikap
lemah. Jangan engkau candai ibumu atau
budakmu, karena dengan demikian harga
dirimu bisa jatuh. Apabila engkau berselisih
maka tetap jaga wibawa dan kehormatan.
Jangan sampai engkau berbuat jahil dan
tergesa-gesa. Berpikirlah terlebih dahulu
sebelum mengeluarkan argumen. Jangan
banyak menunjuk dengan tangan. Jangan ba­
nyak menoleh ke orang di belakangmu. Jangan
berlutut.
Apabila marahmu telah mereda, baru berbicara.
Jika sultan atau penguasa mendekatimu,
engkau harus betul-betul waspada
terhadapnya. Hindarilah teman yang ada
maunya, karena ia musuh yang paling utama.
Dan jangan sampai engkau lebih memuliakan
harta ketimbang kehormatanmu.
Penjelasan ini cukup bagimu sebagai
permulaan dari sebuah hidayah. Cobalah
dirimu untuk mengaplikasikannya. Jadi ada
tiga bagian: melakukan amal ketaatan,
meninggalkan maksiat, dan bergaul dengan
sesama. Itu semua sudah mencakup hubungan
antara seorang hamba dan Khalik serta
makhluk-Nya. Jika engkau merasa hal itu
sesuai dengan dirimu, kemudian engkau
condong serta ingin melakukannya, berarti
Allah telah memercikkan cahaya iman ke dalam
hatimu dan telah melapangkan dadamu.
Sadarilah bahwa permulaan ini mempunyai
akhir dan di baliknya ada berbagai rahasia,
pengetahuan, dan hal-hal yang tersingkap.
Semua itu telah kami jelaskan dalam Kitab
Ihya' Ulumiddin . Karena itu berusahalah untuk
mempelajarinya. Namun, jika engkau merasa
berat dalam melakukan berbagai pelajaran di
atas, lalu mengingkarinya dan engkau berkata
pada dirimu sendiri, "Apa gunanya ilmu
tersebut dalam forum para ulama? Kapankah
pengetahuan tersebut bisa membuatmu
mengalahkan para rekan dan rival? Bagaimana
ia bisa menaikkan kedudukanmu di
pemerintahan? Bagaimana mungkin ia bisa
menyebabkanmu memperoleh harta serta
jabatan ahli wakaf dan hakim?" Maka sadarlah
bahwa setan telah menjerumuskanmu dan telah
membuatmu lupa terhadap tempat kembalimu.
Maka itu carilah setan lain yang sejenis
denganmu guna mengajarkan apa yang kau
sangka bermanfaat dan bisa mengantarmu
memperoleh keinginanmu. Kemudian,
ketahuilah bahwa milikmu yang berada di
tempatmu tidak betul-betul murni menjadi
milikmu apalagi yang berada di desa.atau di
negerimu. Selain itu, engkau juga tak kan men­
dapat kekayaan abadi dan nikmat yang kekal di
sisi Tuhan.
Wassalamualaikum wa rahmatullah wa
barakaatuhu . Segala puji bagi Allah, Yang
Mahapertama, Yang Maha Terakhir, Yang
Mahatampak dan Yang Maha Tersembunyi.
Tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Mahatinggi dan
Mahaagung. Salawat dan salam atas Nabi
Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat
beliau semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar