Kamis, 15 Agustus 2013

Wasiat imam syafii rhm

Imam Syafi’i.
• Seseorang yang mencoba melakukan apa-apa
yang dilarang Allah swt selain dosa syirik,
masih lebih daripada dia berfikir dengan
pandangan ilmu kalam.
• Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits,
seakan-akan aku melihat seseorang dari
sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga
untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad
saw, maka mereka berhak mendapat pujian
dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu,
karena dengannnya hadits dapat dipahami.
• Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya,
maka ilmu yang hakiki adalah yang
terefleksikan dalam kehidupannya, bukannya
yang bertengger di kepala.
• Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang
yang berilmu dan yang dapat menghilangkan
posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika
ia tidak mempunyai kawan.
• Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu
Negara atau tempat yang yang disana tidak
ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai
tempat kamu untuk menanyakan masalah
agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat
menjelaskan kondisi kesehatanmu.
• Tidak ada satupun ilmu yang ingin aku
pelajari setelah aku memahami tentang
masalah halal dan haram, kecuali ilmu
kedokteran, tapi mengapa kita jauh terbelakang
disbanding dengan orang-orang nasrani?
• Jika engkau melihat seseorang berjalan di
atas air dan bisa terbang di udara, maka
janganlah kehebatan itu menjadikan kalian
lengah dan terheran-heran kepadanya sampai
kamu mengetahui secara persis atas apa yang
di kerjakannya itu berlandaskan pada Al-
Qur’an dan as-sunnah.
• Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu,
maka lihatlah keridhaan siapa yang kau
harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi
mana yang kau benci. Maka jika engkau
memikirkan satu di antara kedua hal ini,
niscaya akan hadir di depan matamu apa yang
sudah kamu lakukan.
• Tawadhu’ adalah perkara yang sangat
diidam-idamkan. Orang yang paling tinggi
kedudukannya adalah mereka yang tidak
melihat kedudukannya sendiri. Akan tetapi
tawadhu’ dihadapan orang yang tidak bisa
menghargai orang lain merupakan bentuk
kezhaliman terhadap diri sendiri.
• Menghindarkan telinga dari mendengar hal-
hal yang tidak baik merupakan suatu
keharusan, sebagaimana seseorang
mensucikan tutur katanya dari ungkapan
buruk.
• Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua
hal yang dapat menutupi aib.
• Kesabaran adalah akhlak mulia, yang
dengannya setiap orang dapat menghalau
segala rintangan.
• Takabur ( sombong ) adalah akhlak tercela.
• Bid’ah itu terbagi menjadi dua macam :
segala sesuatu yang baru dan tidak sejalan
dengan kitab, sunnah, atsar, ijma’ itu
merupakan bid’ah dhalalah ( bid’ah yang
sesat ). Sementara jika sesuatu yang baru itu
tidak berseberangan dengan Al-Qur’an, hadits,
atsar dan ijma’, maka sesuatu yang baru itu
disebut bid’ah hasanah ( bid’ah yang baik ).
• Cukuplah ilmu itu menjadi keutamaan bagi
seseorang, ia bangga manakala disebut
sebagai orang berilmu. Ia juga disebut bodoh
manakala meninggalkan bagian dari
pengetahuannya, dan jika kata bodoh itu
ditujukan kepadanya, tentu ia akan marah.
• Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap
dermawan di saat dalam keadaan sempit;
Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar
di hadapan orang yang ditakuti.
• Barangsiapa yang ingin menjadi seorang
pemimpin, niscaya kedudukan yang
didambakannya itu akan meninggalkannya,
dan jika ia telah menduduki jabatan, maka ia
akan ditinggalkan banyak ilmu.
• Yang paling nampak pada diri manusia
adalah kelemahannya, maka barangsiapa
melihat kelemahan dirinya sendiri, ia akan
menggapai keistiqamahan terhadap perintah
Allah swt.
• Dunia adalah tempat yang licin nan
menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-
bangunanny a akan runtuh, penghuninya akan
beralih ke kuburan, perpisahan dengannya
adalah sesuatu keniscayaan, kekayaan di
dunia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi
kemiskinan, bermegah-megahan adalah suatu
kerugian, maka memohonlah perlindungan
Allah swt, terimalah dengan hati yang lapang
segala karunia-Nya. Jangan terpesona dengan
kehidupanmu di dunia sehingga meninggalkan
kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya
hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga
miring dan hancur, maka perbanyaklah
perbuatan baik dan jangan terlalu banyak
berangan-angan.
• Menganggap benar dengan hanya satu
pandangan merupakan suatu bentuk
ketertipuan. Berpegangan dengan suatu
pendapat itu lebih selamat daripada
berkelebihan dan penyesalan. Melihat dan
berpikir, keduanya akan menyingkap
keteguhan hati dan kecerdasan.
Bermusyawarah dengan orang bijak
merupakan bentuk kemantapan jiwa dan
kekuatan mata hati. Maka, berpikirlah sebelum
menentukan suatu ketetapan, atur strategi
sebelum menyerang, dan musyawarahkan
terlebih dahulu sebelum melangkah maju ke
depan.
• Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan
hati, bersabar atas kejelekan orang lain,
mengais rezeki yang halal, taqwa, dan yakin
akan janji Allah swt.
• Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan
yang benar, menyimpan rahasia, menepati
janji, senantiasa memberi nasihat dan
menunuaikan amanah.
• Keluarga manapun yang wanita-wanitanya
tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang
bukan anggota keluarga, dan laki-lakinya tidak
pernah bertemu dengan wanita-wanita yang
bukan dari keluarganya, niscaya akan ada dari
anak-anak mereka yang bodoh.
• Keridhaan semua manusia adalah satu hal
yang mustahil untuk dicapai, dan tidak ada
jalan untuk terselamatkan dari lidah mereka,
maka lakukanlah apa yang bermanfaat untuk
dirimu dan berpegang teguhlah dengannya.
• Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia
tidak mempunyai kawan, dan kesia-siaan
seorang yang bodoh adalah pikirannya yang
dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya
adalah seorang yang punya kawan namun tak
berakal.
• Barangsiapa yang dipancing untuk marah,
namun ia tidak marah, maka dia tak ubahnya
keledai, dan barangsiapa yang diminta
keridhaannya namun tidak ridha, maka dia
adalah syetan.
• Terimalah dariku tiga hal :
a. Jangan berbicara panjang lebar tentang
sesuatu yang tidak baik perihal Sahabat
Rasulullah saw, karena kelak Rasulullah saw
nantinya yang akan menjadi seterumu.
b. Janganlah kamu sibukkan dirimu dengan
ilmu kalam, sesungguhnya aku telah
melakukan kajian dengan ahli ilmu kalam dan
mereka telah melakukan ta’thil ( meniadakan
sifat Allah swt ).
c. Dan jangan menyibukkan dirimu dalam
nujum ( ramalan dengan bintang ).
• Kenyang itu akan membuat badan jadi berat,
mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan,
mengajak tidur dan melemahkan ibadah.
• Engkau harus berlaku Zuhud,
sesungguhnya zuhudnya orang yang zuhud
itu lebih baik dari perhiasan yang ada pada
tubuh wanita yang menawan.
• Dasar ilmu adalah kemantapan dan buahnya
adalah keselamatan. Dasar Wara’ ( menjaga
diri dari sesuatu yang meragukan ) adalah
Qona’ah ( menerima karunia Allah swt dengan
dada yang lapang ) dan buahnya adalah
ketenangan batin. Dasar Kesabaran adalah
keteguhan hati dan buahnya adalah
kemenangan. Dasar suatu Aktifitas adalah
Taufiq ( pertolongan Allah swt ) dan buahnya
adalah kesuksesan. Dasar Tujuan akhir dari
segala Perkara adalah Shidiq ( benar ).
• Terlalu keras dan menutup diri terhadap
orang lain akan mendatangkan musuh, dan
terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan
yang tidak baik, maka posisikan dirimu di
antara keduanya.
• Jadikanlah diam sebagai sarana atas
pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan
berfikir.
• Manusia yang paling tinggi kedudukannya
adalah mereka yang tidak melihat kedudukan
dirinya, dan manusia yang paling banyak
memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak
melihat kelebihan dirinya.
• Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau
benci tentang sahabatmu, maka jangan
tergesa-gesa untuk memusuhinya, memutus
tali persahabatan, dan kamu menjadi orang
yang telah menghilangkan suatu keyakinan
dengan keraguan. Tetapi temuilah dia! Dan
katakan kepadanya, “Aku mendengar kamu
melakukan ini dan itu….?” Tentunya dengan
tanpa memberitahukan kepadanya siapa yang
memberi informasi kepadamu. Jika ia
mengingkarinya, maka katakana kepadanya,
“Kamu lebih jujur dan lebih baik”, cukup
kalimat itu saja dan jangan menambahi
kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal
itu, dan ia mengemukakan argumentasinya
akan hal itu, maka terimalah.
• Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu
kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan struktur
tubuhnya, runtuhnya temperatur tubuh dan
lemahnya daya nalarnya.
• Orang yang paling Zhalim adalah mereka
yang melakukan kezhaliman itu pada dirinya
sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah :
o orang yang bersikap tawadhu’ ( rendah
hati ) di depan orang yang tidak
menghargainya.
o menumpahkan kasih sayangnya kepada
orang yang tidak ada nilai manfaat.
o mendapat pujian dari orang yang tidak
dikenalnya.
• Siapa yang menginginkan khusnul khotimah
dipenghujung umurnya, hendaknya ia
berprasangka baik kepada manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar