Sabtu, 03 Agustus 2013

PANDANGAN IMAM MADZHAB DALAM TASAWWUF

TASAWUF DALAM PANDANGAN AHLI
SUNAH WAL JAMA'AH
Imam Syafi'i mengatakan:
ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻭ ﺻﻮﻓﻴﺎ ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻓﺈﻧﻲ ﻭ ﺣـــﻖ ﺍﻟﻠﻪ
ﺇﻳـــﺎﻙ ﺃﻧــــﺼﺢ ﻓﺬﺍﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳـــﺬﻕ ﻗـﻠــﺒﻪ ﺗﻘﻰ ﻭﻫﺬﺍ
ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ
Berusahalah engkau menjadi seorang yang
mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani
tasawwuf, dan janganlah kamu hanya
mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi
Allah saya benar-benar ingin memberikan
nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari
ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawwuf,
maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan
taqwa. Sedangkan orang yg hanya menjalani
tasawwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu
fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47)
Sayang bait dari diwan ini telah dihilangkan oleh
Salafi/Wahabi dalam kitab diwan syafi’i yang
dicetak oleh percetakan Salafi/Wahabi, sungguh
jahat para perampok aqidah. Na’udzu Billahi
min dzalik…..
Tasawwuf menurut 4 madzhab
Imam Abu Hanifah (pendiri madzhab Hanafi)
berkata: “Jika tidak karena dua tahun, Nu’man
telah celaka. Karena dua tahun saya bersama
Sayyidina Imam Jafar as Shadiq, maka saya
mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya
lebih mengetahui jalan yang benar”. (Kitab Durr
al-Mantsur)
Imam Maliki (pendiri madzhab Maliki) berkata:
“Barangsiapa mempelajari/mengamalkan
tasawwuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan
barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawwuf
dia tersesat, dan siapa yang mempelari
tasawwuf dengan disertai fiqih dia akan meraih
kebenaran". (’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama
fiqih, juz. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari
Imam Abul Hasan).
Imam Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i) berkata:
"Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan
menerima 3 ilmu: Mereka mengajariku
bagaimana berbicara, Mereka mengajariku
bagaimana memperlakukan orang lain dengan
kasih sayang dan kelembutan hati, Mereka
membimbingku ke dalam jalan tasawwuf”.
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid
al-Albas, Imam ‘Ajluni, juz. 1, hal. 341)
Imam Ahmad bin Hanbal (pendiri mazhab
Hambali) berkata: “Anakku, kamu harus duduk
bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah
mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah
dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang
zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang
tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih
baik dari mereka". (Ghiza al-Albab, juz. 1, hal.
120 ; Tanwir al-Qulub, hal. 405, Syaikh Amin
al Kurdi)
Berikut adalah pendapat para ulama terdahulu
yang sholeh tentang tasawwuf.
Imam Nawawi Rahimahullah berkata :
ﺃﺻﻮﻝ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ ﺧﻤﺴﺔ : ﺗﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮ
ﻭﺍﻟﻌﻼﻧﻴﺔ. ﺍﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﻗﻮﺍﻝ ﻭﺍﻷﻓﻌﺎﻝ . ﺍﻹِﻋﺮﺍﺽ
ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﻲ ﺍﻹِﻗﺒﺎﻝ ﻭﺍﻹِﺩﺑﺎﺭ . ﺍﻟﺮﺿﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ
ﺍﻟﻘﻠﻴﻞ ﻭﺍﻟﻜﺜﻴﺮ .ﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇِﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮﺍﺀ ﻭﺍﻟﻀﺮﺍﺀ .
Pokok pokok metode ajaran tasawwuf ada lima:
Taqwa kepada Allah di dalam sepi maupun
ramai, mengikuti sunnah di dalam ucapan dan
perbuatan, berpaling dari makhluk di dalam
penghadapan maupun saat mundur, ridlo kepada
Allah dari pemberianNya baik sedikit ataupun
banyak dan selalu kembali pada Allah saat suka
maupun duka. (Risalah Al-Maqoshid fit Tauhid
wal Ibadah wa Ushulut Tasawwuf halaman :
20, Imam Nawawi)
Al’Allamah al-Hafidz Ibnu Hajar al-Haitami
berkata :
ﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﻨﺘﻘﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﺎﺩﺓ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ : ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ
ﺣﻴﺚُ ﺃﻣﻜﻨﻪ ﻋﺪﻡ ﺍﻻﻧﺘﻘﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﺎﺩﺓ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻧﻔﻌﻨﺎ
ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻤﻌﺎﺭﻓﻬﻢ، ﻭﺃﻓﺎﺽ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻮﺍﺳﻄﺔ ﻣَﺤﺒﺘَّﻨﺎ ﻟﻬﻢ ﻣﺎ
ﺃﻓﺎﺽ ﻋﻠﻰ ﺧﻮﺍﺻِّﻬﻢ، ﻭﻧﻈﻤﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﻠﻚ ﺃﺗﺒﺎﻋﻬﻢ، ﻭﻣَﻦَّ
ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺴﻮﺍﺑﻎ ﻋﻮﺍﺭﻓﻬﻢ، ﺃﻥْ ﻳُﺴَﻠِّﻢ ﻟﻬﻢ ﺃﺣﻮﺍﻟﻬﻢ ﻣﺎ ﻭﺟﺪ
ﻟﻬﻢ ﻣﺤﻤﻼً ﺻﺤﻴﺤﺎً ﻳُﺨْﺮِﺟﻬﻢ ﻋﻦ ﺍﺭﺗﻜﺎﺏ ﺍﻟﻤﺤﺮﻡ ، ﻭﻗﺪ
ﺷﺎﻫﺪﻧﺎ ﻣﻦ ﺑﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺍﻻﻧﺘﻘﺎﺩ ﻋﻠﻴﻬﻢ ، ﻣﻊ ﻧﻮﻉ ﺗﺼﻌﺐ
ﻓﺎﺑﺘﻼﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺎﻻﻧﺤﻄﺎﻁ ﻋﻦ ﻣﺮﺗﺒﺘﻪ ﻭﺃﺯﺍﻝ ﻋﻨﻪ ﻋﻮﺍﺋﺪ
ﻟﻄﻔﻪ ﻭﺃﺳﺮﺍﺭ ﺣﻀﺮﺗﻪ، ﺛﻢ ﺃﺫﺍﻗﻪ ﺍﻟﻬﻮﺍﻥ ﻭﺍﻟﺬﻟِّﺔ ﻭﺭﺩَّﻩ
ﺇﻟﻰ ﺃﺳﻔﻞ ﺳﺎﻓﻠﻴﻦ ﻭﺍﺑﺘﻼﻩ ﺑﻜﻞ ﻋﻠَّﺔ ﻭﻣﺤﻨﺔ ، ﻓﻨﻌﻮﺫ ﺑﻚ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻘﻮﺍﺻﻢ ﺍﻟﻤُﺮْﻫِﻘﺎﺕ ﻭﺍﻟﺒﻮﺍﺗﺮ ﺍﻟﻤﻬﻠﻜﺎﺕ،
ﻭﻧﺴﺄﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﻨﻈﻤﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﻠﻜﻬﻢ ﺍﻟﻘﻮﻱ ﺍﻟﻤﺘﻴﻦ ، ﻭﺃﻥ
ﺗَﻤﻦَّ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﻤﺎ ﻣَﻨﻨﺖَ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺣﺘﻰ ﻧﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ
ﻭﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺠﺘﻬﺪﻳﻦ ﺇﻧﻚ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﻗﺪﻳﺮ ﻭﺑﺎﻹﺟﺎﺑﺔ
ﺟﺪﻳﺮ.
Berhati hatilah kamu dari menentang para ulama
sufi. Dan sebaiknya bagi manusia sebisa
mungkin untuk tidak menentang para ulama
sufi, semoga Allah memberi manfaat kepada kita
dengan ma’rifat. Ma’rifat mereka dan
melimpahkan apa yang Allah limpahkan kepada
orang-orang khususnya dengan perantara
kecintaan kami pada mereka, menetapkan kita
pada jalan pengikut mereka dan mencurahkan
kita curahan-curahan ilmu ma’rifat mereka.
Hendaknya manusia menyerahkan apa yang
mereka lihat dari keadaan para ulama shufi
dengan kemungkinan-kemungkinan baik yang
dapat mengeluarkan mereka dari melakukan
perbuatan haram. Kami sungguh telah
menyaksikan orang yang sangat menentang
ulama shufi, mereka para penentang itu
mendapatkan ujian dari Allah dengan pencabutan
derajatnya, dan Allah menghilangkan curahan
kelembutan-Nya dan rahasia rahasia kehadiran-
Nya. Kemudian Allah menimpakan para
penentang itu dengan kehinaan dan kerendahan
dan mengembalikan mereka pada derajat
terendah. Allah telah menguji mereka dengan
semua penyakit dan cobaan. Maka kami
berlindung kepada-Mu Ya Allah dari hantaman-
hantaman yang kami tidak sanggup menahannya
dan dari tuduhan tuduhan yang membinasakan.
Dan kami memohon agar Engkau menetapi kami
jalan mereka yang kuat, dan Engkau
anugerahkan kami apa yang telah Engkau
anugerahkan pada mereka sehingga kami menjadi
orang yang mengenal Allah dan imam yang
mujtahid, sesungguhnya Engkau maha Mampu
atas segala sesuatu dan maha layak untuk
mengabulkan permohonan. (Al-Fatawa Al-
Haditsiyyah: 113, karya Imam Ibnu Hajar al-
Haitami)
Imam Al-Hafidz Abu Nu’aim Al-Ashfihani
berkata :
ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻮﻓﻴﻘﻚ ﻓﻘﺪ ﺍﺳﺘﻌﻨﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
ﻭﺃﺟﺒﺘﻚ ﺍﻟﻰ ﻣﺎ ﺍﺑﺘﻐﻴﺖ ﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﻛﺘﺎﺏ ﻳﺘﻀﻤﻦ ﺃﺳﺎﻣﻲ
ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻭﺑﻌﺾ ﺃﺣﺎﺩﻳﺜﻬﻢ ﻭﻛﻼﻣﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﻼﻡ ﺍﻟﻤﺘﺤﻘﻘﻴﻦ
ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺼﻮﻓﺔ ﻭﺃﺋﻤﺘﻬﻢ ﻭﺗﺮﺗﻴﺐ ﻃﺒﻘﺎﺗﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﻙ
ﻣﻦ ﻗﺮﻥ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﺗﺎﺑﻌﻴﻬﻢ ﻭﻣﻦ ﺑﻌﺪﻫﻢ ﻣﻤﻦ
ﻋﺮﻑ ﺍﻷﺩﻟﺔ ﻭﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ ﻭﺑﺎﺷﺮ ﺍﻷﺣﻮﺍﻝ ﻭﺍﻟﻄﺮﺍﺋﻖ ﻭﺳﺎﻛﻦ
ﺍﻟﺮﻳﺎﺽ ﻭﺍﻟﺤﺪﺍﺋﻖ ﻭﻓﺎﺭﻕ ﺍﻟﻌﻮﺍﺭﺽ ﻭﺍﻟﻌﻼﺋﻖ ﻭﺗﺒﺮﺃ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﺘﻨﻄﻌﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺘﻌﻤﻘﻴﻦ ﻭﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻋﺎﻭﻯ ﻣﻦ
ﺍﻟﻤﺘﺴﻮﻓﻴﻦ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻜﺴﺎﻟﻰ ﻭﺍﻟﻤﺘﺜﺒﻄﻴﻦ ﺍﻟﻤﺘﺸﺒﻬﻴﻦ
ﺑﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﺒﺎﺱ ﻭﺍﻟﻤﻘﺎﻝ ﻭﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻔﻴﻦ ﻟﻬﻢ ﻓﻲ
ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﻭﺍﻟﻔﻌﺎﻝ ﻭﺫﻟﻚ ﻟﻤﺎ ﺑﻠﻐﻚ ﻣﻦ ﺑﺴﻂ ﻟﺴﺎﻧﻨﺎ
ﻭﻟﺴﺎﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﺍﻵﺛﺎﺭ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺍﻟﻘﻄﺮ ﻭﺍﻷﻣﺼﺎﺭ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻨﺘﺴﺒﻴﻦ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﺴﻘﺔ ﺍﻟﻔﺠﺎﺭ ﻭﺍﻟﻤﺒﺎﺣﻴﺔ
ﻭﺍﻟﺤﻠﻮﻟﻴﺔ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﻭﻟﻴﺲ ﻣﺎ ﺣﻞ ﺑﺎﻟﻜﺬﺑﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻗﻴﻌﺔ
ﻭﺍﻹﻧﻜﺎﺭ ﺑﻘﺎﺩﺡ ﻓﻲ ﻣﻨﻘﺒﺔ ﺍﻟﺒﺮﺭﺓ ﺍﻷﺧﻴﺎﺭ ﻭﻭﺍﺿﻊ ﻣﻦ
ﺩﺭﺟﺔ ﺍﻟﺼﻔﻮﺓ ﺍﻷﺑﺮﺍﺭ ﺑﻞ ﻓﻲ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺒﺮﺍﺀﺓ ﻣﻦ
ﺍﻟﻜﺬﺍﺑﻴﻦ , ﻭﺍﻟﻨﻜﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻮﻧﺔ ﺍﻟﺒﺎﻃﻠﻴﻦ ﻧﺰﺍﻫﺔ
ﻟﻠﺼﺎﺩﻗﻴﻦ ﻭﺭﻓﻌﺔ ﻟﻠﻤﺘﺤﻘﻘﻴﻦ ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﻧﻜﺸﻒ ﻋﻦ ﻣﺨﺎﺯﻱ
ﺍﻟﻤﺒﻄﻠﻴﻦ ﻭﻣﺴﺎﻭﻳﻬﻢ ﺩﻳﺎﻧﺔ , ﻟﻠﺰﻣﻨﺎ ﺇﺑﺎﻧﺘﻬﺎ ﻭﺇﺷﺎﻋﺘﻬﺎ
ﺣﻤﻴﺔ ﻭﺻﻴﺎﻧﺔ , ﺇﺫ ﻷﺳﻼﻓﻨﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﻤﻨﺸﻮﺭ
ﻭﺍﻟﺼﻴﺖ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ
Selanjutnya, semoga Allah memperbagus
taufiqmu. Maka sungguh aku telah memohon
pertolongan kepada Allah Ta’ala dan
menjawabmu atas apa yang engkau mau dari
pengumpulan kitab yang mengandung nama
nama kelompok dan sebagian hadits dan ucapan
mereka dari ulama hakikat dari orang-orang ahli
tasawwuf, para imam dari mereka. Penertiban
tingkatan mereka dari orang-orang ahli ibadah
sejak zaman sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in
dan setelahnya dari orang yang memahami dalil
dan hakikat. Menjalankan hal ihwal serta
thariqah bertempat di taman (ketenangan) dan
meninggalkan ketergantungan. Berlepas dari
orang-orang yang berlebihan dan orang orang
yang mengaku-ngaku orang-orang yang berandai-
andai dan dari orang-orang yang malas yang
menyerupai mereka di dalam pakaian dan ucapan
dan bertentangan pada mereka di dalam aqidah
dan perbuatan. Demikian itu ketika sampai
padamu dari pemaparan lisan kami dan lisan
ulama fiqih dan hadits di setiap daerah dan
masa tentang orang orang yang menisbatkan diri
pada mereka adalah orang-orang fasiq, fajir,
suka mudah berkata mubah dan halal lagi kufur.
Bukanlah menghalalkan dengan kedustaan,
umpatan dan pengingkaran dengan celaan di
dalam manaqib orang orang baik pilihan dan
perendahan dari derajat orang-orang suci lagi
baik. Akan tetapi di dalam menampakkan
pelepasan diri dari orang-orang pendusta dan
pengingkaran atas orang-orang pengkhianat,
bathil sebagai penyucian bagi orang-orang jujur
dan keluhuran bagi orang-orang ahli hakikat.
Seandainya kami tidak menyingkap kehinaan dan
keburukan orang orang yang mengingkari
tasawwuf itu sebagai bagian dari agama, maka
kami pasti akan menjelaskan dan mengupasnya
sebagai penjagaan, karena salaf kami di dalam
ilmu tasawwuf memiliki ilmu yang sudah
tersebar dan nama yang masyhur. (Muqoddimah
Hilyah Al-Awliya, karya imam Al-Ashfihani)

AZHAR NIAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar